Peserta Apel Kebangsaan Dilarang Bawa Atribut Kampanye

By Abdi Satria


nusakini.com-Semarang – Persiapan pelaksanaan Apel Kebangsaan “Kita Merah Putih” terus dilakukan, agar event yang tujuannya mempererat persatuan dan kesatuan tersebut berlangsung lancar. 

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mewanti-wanti masyarakat untuk tidak membawa atribut kampanye, termasuk melarang mengenakan pakaian bergambar partai, capres, maupun caleg. Pasalnya, kegiatan yang berlangsung hari ini,  Minggu (17/3)  bukan pengerahan massa untuk kepentingan politik partai atau calon tertentu. 

Menurutnya, Apel Kebangsaan merupakan acara yang digelar untuk umum tanpa melihat pandangan politik, asalkan tetap Indonesia. Gubernur mengajak siapapun untuk hadir, karena itu jadi salah satu upaya merajut erat kebangsaan. 

“Siapapun silakan hadir. Berangkat senang, pulang bahagia. Tidak ada sampah, tidak ada fasilitas umum, taman yang dirusak. Sehingga Jawa Tengah bisa menunjukkan perdamaian kesenangan dan benar-benar mencintai bangsa ini setulusnya,” bebernya, dalam konferensi pers, Sabtu (16/3). 

Ganjar pun berharap tidak ada pihak yang menyalahgunakan dan menunggangi untuk kepentingan politis. Dia juga telah mengundang berbagai pihak termasuk pimpinan legislatif, yang terdiri dari PDIP, Partai Demokrat, PKB, Partai Gerindra dan PKS. 

“Kami ingin berjabat tangan, semua dipanggung itu kita tunjukkan tidak ada yang dirugikan. Saya berharap unsur-unsur pemerintahan bisa hadir. Saya rindu jika besok semua pimpinan bisa hadir,” ujarnya. 

Disinggung adanya sejumlah piham yang tidak setuju dengan acara itu, Ganjar tak mempermasalahkannya. Yang penting, semua yang berkaitan dengan Apel Kebangsaan Kita Merah Putih telah dibuka untuk publik. 

“Tidak apa-apa, tidak semua orang harus setuju. Saya sudah di-bully. Kita jelaskan, justru Jawa Tengah, Pemprov (Jateng) sangat terbuka semua bisa melihat. Tidak kita tutup-tutupi. Tidak setuju tidak apa-apa. Bahkan yang tidak setuju saya undang, yuk datang kita duduk bareng. Jangan curiga dulu dong. Ini umum kok, bukan Pilpres,” ungkap mantan anggota DPR RI ini. 

Dalam kesempatan itu, Ganjar ditemani personel Slank yang bakal manggung. Bimbim, pentolan Slank, mengungkapkan Slank manggung selama 55 menit, mulai pukul 08.05, di Lapangan Pancasila (Simpanglima). Selain membawakan lagu dari album terakhir, Slank bakal menebar virus-virus perdamaian. 

“Nanti kita bawain lagu dari album ke-22 Kepala Loe Peang, salah satunya yang menyuarakan antihoaks. Kita ingin menyatukan bangsa lewat lagu, nasionalisme lewat lagu, kita ingin nyebarin virus perdamaian. Datang yuk!” ajaknya, yang menemui wartawan bersama dua rekannya, Ridho dan Ivanka, tanpa sang vokalis, Kaka yang masih berada di Jakarta. 

Bimbim mengaku sangat menantikan tampil di acara itu, terlebih bakal sepanggung dengan Habib Luthfi bin Yahya. Sebab selama ini personel band yang bermarkas di Gank Potlot itu penasaran ingin mengobrol dengan Habib Luthfi. 

“Kita penasaran banget dengan Habib Luthfi dan kami seneng banget. Sebenarnya sudah dari 2012 masa stres, pengen nemuin. Terus ada yang bilang kamu harus nemuin Habib Luthfi. Tapi tlisipan terus. Jadi besok pengen ketemu. Bukan pengen menyampaikan, tapi pengen bertanya. Habib Luthfi jago main keyboard, pengin ngobrol soal musik agama dan Indonesia,” ujarnya. 

Semangat nasionalisme yang konsisten disuarakan oleh Slank, menurut Bimbim senafas dengan spirit-spirit yang diajarkan habib dari Pekalongan itu. Yang dalam berbangsa memiliki prinsip mensyukuri keragaman, bukan mempermasalahkan perbedaan, terlebih sekadar perbedaan pilihan politik. 

“Besok kita akan menyebar virus merah putih. Dan kita rayakan perbedaan ini. Ada tools yang menyatukan kita, Pancasila. Pemilu ini biasa aja. Lima tahun sekali kita lakukan. Berdewasalah. Indonesia lebih dari sekadar ambisi politik,” kata Bimbim. 

Bimbim pun tidak menutup mata dengan adanya pihak yang tidak suka dengan karya-karyanya ataupun sikapnya itu. Namun dia bertekad tidak mau ambil pusing dengan segala ungkapan negatif, terlebih di media sosial. Baginya, apa yang ada di media sosial merupakan salah satu bentuk anugerah berdemokrasi. Orang-orang yang terjebak dalam media sosial, kata Bimbim, adalah orang yang salah dalam bersikap, karena jika disikapi dengan tegang atau emosi itu tidak mensyukuri demokrasi. 

“Kita justru mengajarkan orang berdemokrasi. Yang pro dan kontra, selama mereka tidak kasar, kami biarin tapi kalau udah berkata kasar kami delete. Kami membiarkan mereka belajar demokrasi. Kami bukan politisi, jadi tidak langsung menjawab jika dijelek-jelekkan,” ucapnya. 

Apel Kebangsaan Kita Merah Putih itu menghadirkan ulama-ulama kharismatik, Habib Luthfi bin Yahya, KH Maimoen Zubair, KH Munif Zuhri, Gus Muwafiq dan Mahfud MD. Bakal hadir juga Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, tokoh lintas agama dan artis nasional, Letto, Armada, Virza, Nella Kharisma sampai Slank.(p/ab)